Senin, 04 Mei 2015

Makalah Arthropoda


FILUM ARTHROPODA



MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Biologi Invertebrata
Yang Dibina Oleh Ibu Novy Eurika, S,Si, M.Pd

                                                                                                                              



Oleh
DEVI DWI PRATIWI (1410211003)
BENNY ANDIKA PUTRA (1410211016)
DWI SEKAAR SARI (1410211018)






PROGRRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
APRIL, 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filum Arthropoda (arthro = sendi atau ruas; pada = kaki atau juluran) adalah golongan makhluk hewan yang paling besar di dunia ini. Diperkirakan lebih dari 80% dari seluruh jenis hewan sekarang ini adalah Arthropoda, menghuni semua jenis habitat yang ada.
Bila dibandingkan dengan banyaknya jenis hewan di dunia ini, ternyata filum Arthropoda menduduki urutan nomor satu diantara jenis-jenis hewan lain. Dari filum Arthropoda ini, kelas Insecta atau serangga merupakan jenis yang terbesar (sekitar satu juta spesies). Hal ini disebabkan oleh daya tahan tubuhnya yang baik, cepatnya menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan penyebaran yang sangat luas yaitu mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub.
Diantara anggota filum Arthropoda diketahui ada yang sangat berguna bagi kehidupan manusia dan sebaliknya diketahui pula ada yang berperan merugikan manusia dan hewan. Kelompok yang terakhir ini lebih dikenal sebagai parasit atau pengganggu atau hama. Yang termasuk di dalam kelompok ektoparasit adalah kelas Insecta (serangga) dan kelas Arachnida (caplak dan tungau).
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin mengetahui lebih dalam tentang arthropoda. Tentang karakteristik umum arthropoda, ciri-ciri morfologi, anatomi, dan fisiologi arthropoda. Serta mengetahui klasifikasi dan manfaat  apa saja dari arthropoda
1.2 Rumusan Masalah
            Rumusan masalah berdasarkan uraian di atas yaitu :
1.      Bagaimana karakteristik umum filum arthropoda?
2.      Bagaimana klasifikasi filum arthropoda?
3.      Bagaimana struktur morfologi dan anatomi arthropoda?
4.      Bagaimana proses fisiologi pada filum arthropoda?
5.      Bagaimana manfaat filum arthropoda?
                                                                                                                          

1.3 Tujuan
            Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.      Mengetahui karakteristik umum filum arthropoda
2.      Mengetahui klasifikasi filum arthropoda
3.      Mengetahui struktur morfologi dan anatomi filum arthropoda
4.      Mengetahui proses fisiologi filum arthropoda

5.      Mengetahui manfaat filum arthropoda
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karaktristik Umum Filum Arthropoda
Tubuhnya bersegmen, segmen biasanya menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (asal penamaan Arthopoda), tubuhnya simetri bilateral. Bagian  luar  tubuh  terdiri  dari  eksoskelet  (kerangka  luar) mengandung  khitin yang  dapat  mengelupas  apabila tubuhnya berkembang. Sistem alat pencernaan berupa saluran tubular (kurang lebih lurus), ada mulut dan anus. Sistem  peredaran  darah  terbuka,  satu-satunya  buluh  darah yang  ada  berupa  saluran  lurus  terletak  di  atas  saluran pencernaan,  yang  di  daerah  abdomen  mempunyai  lubang-lubang di sebelah lateral. Sistem respirasi berlangsung memakai insang, trakhea dan spirakel.
Sistem saraf seperti tangga tali yang terdiri  dari  ganglion  anterior  yang  merupkan “otak”  terletak  di  atas  saluran  pencernaan,  sepasang  syaraf yang  menghubungkan  otak  dengan  syaraf  sebelah  ventral, serta pasangan-pasangan ganglion ventral yang dihubungkan satu  dengan  yang  lain  oleh  urat  syaraf  ventral,  berjalan sepanjang  tubuh  dari  depan  ke  belakang  di  bawah  saluran pencernaan. Penglihatan berupa variasi kombinasi mata majemuk dan ocelli (mata tunggal) yang berbentuk mangkuk pigmen. Sistem  pengeluaran  (ekskresi)  berupa  saluran-saluran Malphigi  yang  bermuara  di  saluran  pencernaan,  zat sisa dikeluarkan melalui anus. Sistem reproduksi Arthopoda yaitu secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis), sistem reproduksi pada arthropoda terpisah yang berarti ada hewan jantan dan ada hewan betina.
2.2 Klasifikasi Filum Arthropoda
            Filum Arthropoda dibedakan menjadi 6 kelas yaitu :
Crustacea
Onychophora
Arachnoidea
Chilopoda
Diplopoda
Insecta.
1.      Kelas Crustacea
Pada umumnya hidup di air laut, mulai dari pantai hingga di laut dalam. Namun, ada juga yang hidup di air tawar dan di darat terutama di tempat-tempat yang lembab. Tubuhnya memiliki kepala yang menyatu dengan dada, disebut cephalothoraks. Cephalothoraks memiliki 5 pasang kaki dan terdapat 2 pasang antenna di anterior. Abdomen mempunyai segmentasi yang jelas dan terdapat telson pada ujungnya. Telson adalah suatu segmen terakhir tubuh Crustacea setelah abdomen, membentuk ekor kipas.  Hewan ini mengalami pergantian kulit (ecdysis)  dan mampu melakukan regenerasi. Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini.
Sistem organ
Keterangan
Sistem pencernaan
Makanannya berupa bangkai atau tumbuhan dan hewan lain. Akan tetapi, ada juga yang bersifat parasit pada organisme lain.
Alat pencernaannya terdiri atas :
·         Mulut
·         Esofagus, merupakan saluran pendek yang menghubungkan mulut dengan lambung
·         Lambung, terbagi dua yaitu bagian kardiak dan bagian pilorik
·         Intestin, saluran kecil melalui abdomen berakhir di anus
·         Kelenjar pencernaan atau hati.
·         Anus
Sistem  pernafasan
Alat pernapasan umumnya berupa insang
Alat indra dan sistem saraf
Alat indra berupa sepasang mata majemuk bertangkai yang berkembang dengan baik. Alat pencium dan peraba berupa dua pasang antena. Sistem sarafnya berupa tangga tali. Pada sistem sarafnya terjadi pengumpulan dan penyatuan ganglion dan dari pasangan-pasangan ganglion keluar saraf yang menuju ke tepi.
Sistem reproduksi
Sistem reproduksinya bersifat diesis (berkelamin satu). Pembuahan terjadi secara eksternal. Telur menetas menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang, dan bersilia.
Tabel 2.1 Sistem organ dalam tubuh crustacea
Klasifikasi crustacea

1)      Branchiopoda
Tubuh branchiopoda transparan (tembus cahaya). Ukuran tubuhnya 0,25 mm hingga 10 cm. Hewan ini bergerak dengan antenanya. Brachiopoda hidup sebagai zooplankton di laut dan di air tawar. Embelan di dada menyerupai bulu halus dan digunakan sebagai alat pernapasan di antaranya ada yang sengaja dikultur untuk makanan ikan. Contohnya Daphnia sp dan Aremia.
2)      Ostracoda
Hewan ini umumnya berukuran sekitar 1 mm, tapi kisarannya mulai dari 0,2-0,3 mm. Hewan ini hidup sebagai zooplankton, tetapi sebagian besar melekat di dasar perairan. Dapat bergerak dengan bebas, alat geraknya berupa antena. Merupakan hewan parthenogenesis yang telurnya dapat berkembang tanpa dibuahi. Contohnya Eucypris virens
3)      Copepoda
Hewan ini hidup sebagai pada umunya copepoda tidak mempunyai mulut dan menyerap makanan langsung dari inangnya. Memiliki 6 embelan di dada, berwarna kehijau-hijauan dan matanya berwarna merah. Pada bagian ekor biasanya terdapat kantung yang penuh berisi telur. Tubuhnya dapat dibedakan atas kepala, dada dan perut. Contohnya Cyclops viridis
4)      Malacostraca
Tubuh malacostraca padaa umumnya terdiri atas 4 segmen di bagian kepala, 8 segmen di bagian dada dan 6 segmen dibagian perut. Merupakan hewan yang paling besar dan banyak dari kelas ini. Yang termasuk dalam Malacostraca yaitu udang dan kepiting.
5)      Cirripedia
Umumnya melekat pada benda di perairan, hemafrodit dan bagian tubuhnya ditutupi oleh suatu rangka dari kapur. Sehingga mulanya diduga sebagai anggota Mollusca. Ada yang hidup sebagai parasit. Contohnya Lepas fascicularis

2.      Kelas Onychophora
Beberapa ahli zoologi mengganggap bahwa Onychophora merupakan bentuk peretengahan antara Annelida dan Arthropoda. Pendapat ini berdasarkan karakter morfologi yang dimiliki Onychophora kemiripan dengan Arthropoda terlihat adanya kutikula yang berkhitin, jantung tubular yang terletak di dalam tubuh sebelah dorsal, sistem sirkulasi terbuka, hemocoel sebagai rongga tubuh utama, memiliki tabung pernapasan (trabekula), dan tubuh bersegmen-segmen. Sedangkan kondisi yang membedakan Onychophora dengan Arthropoda adalah kutikulanya yang tidak mengeras, apendik tidak bersendi, tidak memiliki ganglion thorak dan abdomen, dan pembuka trakhea tidak dapat menutup sehingga mengakibatkan Onychophora hanya aktif pada malam hari saat lingkungan lembab dan selama hujan. Kelas ini sangat jarang dijumpai cirinya memiliki kutikula yang tipis, tidak bersegmen, dinding tubuh berotot, terdapat sepasang rahang dan sebaris lubang nephridium, panjang tubuh kurang lebih 5cm. Contoh dari kelas ini Peripatus

3.      Kelas Arachnoidea
Arachnoidea meliputi hewan laba-laba, kalajengking, caplak, tungau dan sebagainya. Biasanya hidup di bawah batu-batu atau tempat-tempat yang tidak begitu bersih. Tubuhnya terdiri dua bagian yaitu cephalotorax dan abdomen. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan. Memiliki empat pasang kaki, 8 mata sederhana terletak di bagian kepala, 1 pasang kelisere pada embelan pertama yang merupakan taring pisau mengandung racun berfungsi untuk merobek dan melumpuhkan mangsa. Pada embelen ke dua terdapat pedipalpus yang berfungsi sebagai alat indra, tangan, dan alat melakukan kopulasi. Memiliki spinerets atau organ pemintal yang berfungsi menghasilkan cairan sutra membentuk benang untuk sarang.

Sistem organ
Keterangan
Sistem pernapasan
Paru-paru buku yang terletak di daerah perut depan
Sistem pencernaan
Mulut-faring-esofagus-labung isap-lambung sebenarnya-intestin-anus
Sistem  peredaran darah
Terbuka dan menggunakan jantung pembuluh serta arteri
Sistem saraf
Persatuan ganglion-ganglion yang disebut sietem saraf tangga tali
Alat indra
Delapan buah mata sederhana dan sepasang pedipalpus
Sistem reproduksi
Seksual
Tabel 2.2 Sistem organ dalam tubuh Arachnoidea                                     
4.      Kelas Chilopoda
Chilopoda terdapat di bawah batu-batuan atau timbunan tumbuhan yang membusuk. Bertubh pipih terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas antara 15-17 segmen. Tiap ruas memiliki sepasang kaki kecuali ruas terakhir dan ruas di belakang kepala. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompokmata dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.  Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas. Contoh dari kelas ini yaitu kelabang (Lithobius forficatus).
5.      Kelas Diplopoda
Habitatnya tempat lembab, gelap di bawah batu atau balok kayu. Tubuhnya bulat panjang terdiri dari 25-100 segmen, setiap segmen memiliki 2 pasang kaki. Bagian mulut terdiri dari sepasang mandibula dan maksila. Dikepala terdapat sepasang antena pendek dan mata yang masih sederhana. Pada antena terdapat rambut-rambut yang berfungsi sebagai indra penciuman. Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi. Mengeluarkan zat yang berbau tidak enak untuk melindungi dirinya. Hewan ini bergerak tidak seaktif kelas Chilopoda, berjalan perlahan-lahan dan menggulungkan diri ketika dalam bahaya. Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Contoh dari kelas ini Keluing atau kaki seribu (Julus virgatus).
6.      Kelas Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah.Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat di darat maupun di air. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang. Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kepala, dada dan perut. Kepala memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, dua buah mata majemuk (mata faset), dan tiga buah mata tunggal (oseli). Insecta yang memiliki sayap pada segmen kedua dan ketiga. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem peredaran darahnya terbuka. Alat reproduksinya terpisah antara reproduksi jantan dan betina.
Sistem organ
Keterangan
Sistem pernapasan
Organ pernapasan berupa trakea yang terletak di kana-kiri pada tiap ruas.
Sistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makanan pada beberapa jenis serangga terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus, dan anus.
Sistem saraf
Sistem sarafnya disebut tangga tali dengan alat penerima rangsangan berupa :
·         Mata faset (majemuk)
·         Antena
·         Alat pembuat suara dan alat pendengar.
Sistem ekskresi
Pengeluaran zat sisa melalui pembuluh malpighi.
Sistem reproduksi
Insecta kadang-kadang mengalami partenogenesis. Partenogenesis ialah perkembangan embrio tanpa dibuahi oleh spermatozoid, misalnya pada lebah ; sedangkan paedogenesis ialah partenogenesis yang berlangsung di tubuh larva, misalnya pada diptera. Dalam perkembangan menuju dewasa, insecta mengalami perubahan bentuk luar dan dalam dari fase telur ke tingkat dewasa yang disebut metamorfosis. Fertilisasinya internal, artinya pembuahan sel telur oleh spermatozoid berlangsung di dalam tubuh induk betina.
Tabel 2.3 Sistem organ dalsm tubuh insecta
Berdasarkan sayapnya insect dibedakan menjadi dua sub-kelas yaitu :
·         Apterygota (tidak bersayap)
Ordo Thysanura biasanya ditemukan di buku atau tumpukan kertas yang lama dibiarkan. Ujung abdomen mempunyai embelan, abdomen itu terdiri dari 11 segmen, tipe alat mulut untuk mengunyah. Hewan ini parasit karena dapat merusak buku atau baju-baju yang dikanji karena dapat menghasilkan enzim selulosa yang dapat mencernakan selulosa menjadi glukosa.
·         Pterygota (bersayap)
Dibagi menjadi beberpa tipe sayap yaitu :
Ø  Isopteran
Ordo ini memiliki 2 sayap yang bentuk dan ukurannya sama. Alat mulut untuk mengunyah. Perut dan dada bersegmen contoh rayap (Reticulitermis sp). Hidupnya berkelompok biasanya merusak bahan-bahan bangunan yang terbuat dari kayu yang disimpan pada tempat-tempat yang lembab.
Ø  Neuroptera
Mengalami metamorfosa sempurna, tipe alat mulut untuk mengunyah, terdapat 4 buah sayap yang sama seperti selaput dan bisanya sayap tersebut dengan venasi (urat sayap) jelas. Larvanya merupakan hewan karnivora. Contohnya Myrmeleon frontalis (undur-undur).
Ø  Odonata
Mengalami metamorfosa tidak sempurna tipe alat mulut untuk mengunyah, memiliki 2 sayap seperti membran. Sayap belakang sama besar atau lebih besar dari sayap depan. Terdapat sepasang mata majemuk yang besar, antenanya pendek. Contohya Ischnura cercula
Ø  Himiptera
Ada yang hidup di darat dan di air. Alat mulutnya bertipe menusuk dan mengisap. Ada yang tergolong pemakan tumbuhan sebagai hama misalnya walang sangit (Leptocorixa acuta)
Ø  Coleoptera
Hewan yang bersayap dua pasang, sayap bagian depan bisanya terletak di bagian luar keras mengandung zat tanduk disebut elitra. Sedangkan sayap belakang seperti membran yang dilipatkan de bawah elitra. Jenis ini kebanyakan merugikan manusia. Contoh kumbang kelapa dan kumbang beras.
Ø  Diptera
Mengalami metamorfosa sempurna, tipe alat  mulut untuk mengunyah dan mengisap membentuk alat mulut yang seperti belalai disebut probosis. Probosis dapat ditarik ke dalam atau diulurkan. Hewan ini mempunyai 2 pasang sayap depan, sedangkan sayap belakang berubah bentuknya menjadi suatu bulatan kecil yang disebut haltere untuk keseimbangan dan alat untuk mengetahui keadaan angin. Contoh Musca sp (lalat) dan Culex sp (nyamuk).
Ø  Lepidoptera
Mengalami metamorfos sempurna, alat mulut bertipe menghisap. Terdapat dua pasang sayap seperti membran yang ditutupi sisik bertumpuk. Larva ordo ini disebut ulat. Contohnya semua jenis kupu-kupu.
Ø  Orthoptera
Memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit. Tipe alat mulut untuk menggigit dan mengunyah. Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir.
Ø  Siphonoptera
Tubuhnya tidak bersayap alat mulutnya menusuk dan menghisap. Kaki disesuaikan untuk meloncat dan umumnya merupakan parasit pada mamalia. Contohnya kutu anjing, kutu tius dan kutu kucing.
2.3 Struktur Morfologi dan Anatomi Filum Arthropoda
·         Kelas Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras, seperti udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Permukaan tubuh dilindungi kutikula yang tersusun dai zat kitin yang ditambah dengan garam-garam mineral dan bersifat sangat keras. Tubuhnya terbagi menjadi kepala (cephalo), dada (thorax) dan perut (abdomen) atau kadang-kadang kepala dan dada bersatu membentuk cephalothorax. Pada kepala terdiri dari empat segmen yang bersatu, dan pada bagian kepala itu terdapat dua pasang antenna ; satu pasang mandibula (rahang pertama) dan satu pasang maxilla (rahang kedua) Bagian dada mempunyai embelan dengan jumlah yang berbeda-beda yang diantaranya ada yang berfungsi sebagai alat gerak.

Gambar 2.1 Anatomi crustacea

·         Onychaphora
Kelas ini tidak begitu dikenal sehingga tidak akan dibahas secara panjang lebar. Hewan ini memiliki kutikula yang tipis, idak bersegmen, dinding tubuh berotot, terdapatsepasang rahang dan sebaris lubang neprhidium, panjang tubuh ±5cm.

Gambar 2.2 Morfologi Onychaphora

·         Arachnoidea
Arachnoidea diambil dari kata yunani, yaitu Arachne = laba-laba. Beberapa jenis yang termasuk Arachnoidea ialah : kalajengking, laba-laba, ceplak, dan sebagainya. Tubuhnya terdiri dari 2 bagian , yaitu cephalothorax, dan perut, terdapat 6 pasang embelan pada cephalothorax, tidak ada antenna. Pasangan embelan yang pertama ialah kelisere yang berfungsi untuk merobek dan melumpuhkan mangsanya. Kelenjar racun terdapat pada kelisere, tetapi ada beberapa spesiesyang kelenjar racunnya terletak pada cephalothorax. Pasangan embelan yang kedua ialah Peldipalpus yang digunakan untuk memegang makanan.pasangan embelan berikutnya ialah berupa 4 pasangan kaki jalan. Pada bagian perut tidak terdapat embelan. Mempunyai 8 buah matasederhana yang terletak di bagian kepala.

Gambar 2.3 Morfologi Arachnoidea

·         Chilopoda
Chilopoda disebut juga centipede atau yang dikenal sebagai kelabang. Tubuhnya memanjang, pipih dorsoventral dan bersegmen-segmen. Jumlah segmen tersebut tidak sama tergantung pada jenis spesiesnya yaitu berkisar antara 15-19 segmen. Tiap segmen tersebut memiliki sepasang kaki kecuali 2 segmen terakhir dan sebuah segmen di belakang kepala . Pada segmen di belakang kepala terdapat sepasang cakar beracun yang disebut masilleped yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Antenna panjang terdiri dari 12 segmen atau lebih.

Gambar 2.4 contoh spesies Chilopoda

·         Diplipoda
Sering disebut hewan berkaki seribu, bentuknya agak bulat panjang, terdiri kurang lebih dari 25-100 ruas . sebagian sebesar tiap ruas memiliki 2 pasang kaki. Bagian-bagiam mulut terdiri atas : sepasang mandibula dan sepasang maksila. Dikepala terdapat sepasang antena pendek dan mata yang masih sederhana. Pada antena terdapat rambut-rambut yang berfungsi sebagai indra pencium dan sederetan kelenjar bau yang mengeluarkan suatu cairan yang tidak enak baunya sebagai alat pertahanan.


Gambar 2.5 Morfologi Diplipoda

·         Insecta

Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga) Tubuh insecta beruas-ruas, terdiri atas segmen :
a)      kepala (cephalo) terdapat : Sepasang mata faset (majemuk), mata tunggal (oseli), sepasang antena/alat peraba, tiga pasang alat mulut.
b)      Dada (toraks terdapat tiga pasang kaki yang beruas-ruas)
c)      Perut (abdomen) terdiri atas ± 11 ruas.
Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Hewan ini merupakan Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Insecta yang memiliki sayap pada segmen kedua dan ketiga.  Bagian abdomen insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta.Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.          

                              Gambar 2.6 Anatomi Insecta

2.4 Proses Fisioligi Filum Arthropoda
            Pada pembahasan mengenai proses fisiologi filum Arthropoda ini kami akan membahas mengenai proses respirasi, proses pencernaan, proses sirkulasi darah, proses ekskresi, dan proses reproduksi.
1.      Proses Respirasi
Ø  Kelas Crustacea
Sistem pernafasan dilakukan dengan insang yang terletak dekat dasar dari embelan dada. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya. Diantara bagian lateral karapak dan dinding badan terdapat rongga-rongga  atau kamar-kamar yang berisi insang dan bagian ventral kamar tersebut terbuka. Insang merupakan penjuluran dinding badan yang berbentuk bulu dan mengandung pembuluh darah. Skafognatit (bagian berbentuk sadel)  dari maxilla II bergerak ke depan dan ke belakang menarik air yang kaya oksigen menuju ke filamen insang.
Ø  Kelas Arachnidea
Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki alat pernapasan berupa paru-paru buku. Paru-paru buku memiliki gulungan yang berasal dari invaginasi perut. Masing-masing paru-paru buku ini memiliki lembaran-lembaran tipis (lamela) yang tersusun berjajar. Paruparu buku ini juga memiliki spirakel tempat masuknya oksigen dari luar. Keluar masuknya udara disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur.  

Gambar 2.7  Paru-paru buku
Proses respirasi pada, onychopora, chilopoda, diplopoda dilakukan dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir di setiap ruasnya.
Ø  Kelas Insecta
Respirasi pada insecta dilakukan menggunakan trakea. Udara keluar-masuk tidak melalui mulut melainkan melalui lubang-lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya. Lubang- lubang pernapasan tersebut dinamakan stigma atau spirakel. Pada tiap-tiap ruas tubuh terdapat sepasang stigma, sebuah di sebelah kiri dan sebelah kanan. Stigma selalu terbuka dan dan merupakan lubang menuju ke pembuluh trakea. Trakea bercabang-bercabang sampai ke pembuluh halus yang mencapai seluruh bagian tubuh. Udara masuk melalui stigma, kemudian menyebar mengikuti trakea dengan cabang-cabangya . jadi oksigen diedarkan tidak melalui darah melainkan langsung dari pembuluh trakea ke sel-sel yang da di sekitarnya.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh.
Jika otot perut berkontraksi maka trakea mengempis sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O2 masukke trakea. Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. 


Gambar 2.8 Organ Respirasi insecta
2.      Proses Pencernaan
Ø  Kelas Crustacea

Pencernaan makanannya terdiri dari mulut, esofagus, lambung yang terbagi menjadi bagian kardiak sebelah depan untuk menyimpan makanan yang dilengkapi semacam gigi dari kitin berguna menggiling makanan. Labung bagian pilorik sebelah belakang makanan akan dicerna oleh enzim yang berasal dari kelenjar pencernaan atau hati melalui saluran yang masuk ke dalam bagian pilorik. Usus merupakan tabung kecil yang mengarah ke arah posterior tubuh dan bermuara pada anus yang terletak pada permukaan ventral telson. Di dalam usus terjadi penyerapan zat-zat makanan oleh dinding usus.
Ø  Kelas Onychopora
Cara Onychopora menangkap mangsa yaitu ddengan menyemprotkan lumpur (bahan perekat) kepada mangsa pada jarak sekitar 30 cm. lumpur tersebut dihasilkan oleh kelenjar lumpur yang bermuara pada papila oral. Setelah mangsa terjerat, selanjutnya Onchophora akan memutahkan ludah ke tubuh mangsanya untuk mencerna jaringan tubuh mangsa. Hasil proses pencernaan tersebut kemudian diisap masuk ke dalam mulut. Sistem pencernaan sangat sederhana, terdiri atas satu faring yang berotot, esophagus pendek, lambung yang panjang dan usus pendek, Anus terletak pada ujung posterior tubuh.
Ø  Kelas Arachnidea
Sistem pencernaan makanan terdiri dari: mulut yang merupakan lubang kecil faring ,esofagus lambung isap merupakan lambung yang sebenarnya, yang mempunyai 5 pasang cecum (saluran / kantung buntu) di dalam sefalotorks ,lambung (terletak pada sefalotoraks),intestinum (suatu saluran yang hampir lurus di dalam perut yang membesar pada satu bagian, ke dalam bagian usus tersebut bermuara suatu saluran “hati” yang membawa cairan pencernaan), strorcoral pokect (suatu kantung feses yang terletak di bagian ujung belakang usus), anus. Alat pencernaan dilengapi dengan 5 pasang usus buntu yang terletak dibagian depan dan hati dibagian abdomen.
Ø  Kelas Chilopoda dan Diplopoda
Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus dan mempunyai kelenjar ludah. Kedalam pencernaan makanan ini menempel dua buah saluran Malpighi yang berfungsi sebagai alat eksresi. Chilopoda bersifat karnivora dengan gigi beracun pada segmen satu.
Ø  Kelas Insecta
Saluran pencernaan depan
·         Faring (kerongkongan) merupakan bagian pertama sesudah rongga mulut yang berfungsi sebagai penerus makanan ke oesophagus. Otot-otot yang menempel pada faring berkembang dengan baik, hal ini sesuai dengan perannya yang mendorong makanan dari mulut ke oesophagus . Pada serangga dengan tipe menusuk dan mengisap pada faring terdapat pompa faringeal yang dipakai untuk mengambil cairan.
·         Oesophagus adalah bagian usus depan yang tidak berdiferensiasi yang berfungsi mendorong makanan dari faring ke tembolok.
·         Tembolok merupakan pembesaran usus bagian depan yang berfungsi sebagai penyimpan makanan.
Saluran pencernaan bagian tengah berfungsi sebagai pencerna dan penyerap makanan.
Saluran pencernaan belakang ini terdiri dari :
·         Pilorus, bagian depan dari saluran ini tempat berpangkalnya tabung malphigi
·         Illeum, berfungsi sebagai penyerapan air dari hemolimfa atau juga penyerapan amonia pada serangga
·         Rektum, berfungsi sebagai reabsorbsi air, asam amino dan pada serangga tertentu memiliki insang trakea. Pada rektum ini terjadi diferensiasi sel-sel, ada yang memanjang dan ada yang membentuk bantalan
·         Anus, bagian ujung saluran sebagai tempat keluarnya faeses Terdapat beberapa jenis kelenjer yang dapat beradsosiasi dengan sistem pencernaan diantaranya adalah kelenjer mandible, kelenjar maksila, kelenjar faring dan kelenjar labium.
3.      Proses sirkulasi darah
Ø  Kelas Crustacea
Jnatung berkontraksi darah dipompa melalui arteri ke seluruh tubuh. Ateri memiliki katup untuk mencegah kembalinya darah. Darah masuk pada saluran isang yang disebut saluran aferen dan ke dalam filamen insang. Pada saat itu darah melepaskan CO2 dan mengambil O2 dari insang. Darah akan kembali ke jantung melalui saluran aferen insang lalu masuk ke jantung.
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka karena beredar tanpa melelui pembuluh darah. Pada prinsipnya darah berfungsi sebagai
a)      Mengangkut makanan dari satubagian ke bagian lain.
b)      Mengangkut oksigen dari insang ke berbagai jaringan.
c)      Mengangkut karbondioksida ke insang.
 Darahya tidak berwarna tetapi mengandung hemosianin. Peredaran darah terutama dilakukan oleh : jantung, 7 buah arteri dan sejumlah ruangan berdinding tipis yang disebut sinus.

Ø  Kelas Arachnidea
Peredaran darah terdiri atas jantung, arteri, vena dan sinus. Jantung terletak pada pericardium, ke bagian depan diteruskan aorta ke bagian belakang diteruskan oleh arteri caudal dan 3 pasang arteri perut.
Ø  Kelas Chilopoda dan Diplopoda
Sistem peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ transportasi berupa jantung yang panjang dan terletak memanjang di bagian punggung tubuh. Pada Chilopoda terdapat sepasang ostium di tiap segmen, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang ostium di tiap segmen. Darah tidak berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang larut dalam plasma. Dari jantung, darah dipompa ke dalam arteri ke tiap segmen, dan kembali ke jantung hemosoel (rongga tubuh yang berperan dalam peredaran darah).
Ø  Kelas insecta
Peredaran darah terbuka, jantung terdiri atas sederetan ruang yang memanjang. Pada setiap ruang jantung di bagian dasarnya terdapat ostium. Ke bagian depan jantung dihubungkan pembuluh darah aorta. Darah akan kembali ke jantung melalui homosoel. Darah serangga tidak dapat mengikat oksigen, karena tidak mangandung hemoglobin. Jadi darah pada serangga tidak berfungsi mengedarkan oksigen, melainkan hanya berfungsi untuk mengedarkan sari-sari makanan dan sisa metabolisme, serta membunuh organisme asing.  sedangkan peredaran oksigen ke seluruh tubuh dan pengambilan karbon dioksida dilakukan melalui sistem trakea.


4.      Proses Ekskresi
Filum arthropoda alat ekskresinya berupa saluran malphigi yang langsung berhubungan dengan anus.
5.      Sistem saraf
Sistem sarafnya tangga tali, meliputi otak dan dua saraf yang masuk ke tali saraf ventral. Bagian otak meneruskan saraf ke mata dan tiap segmen belakang memiliki banyak ganglion meneruskan saraf ke  jaringan di sekelilingnya.
6.      Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus.
2.5 Manfaat Filum Arthropoda
Filum Arthropoda yang menguntungkan antara lain :
·         Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga, terutama serangga hama.
·         Insecta terutama golongan kupu-kupu dan lebah sangat membantu para petani karena dapat membantu proses penyerbukan pada bunga.
·         Insecta dibudidayakan karena dapat menghasilkan madu. Misal: lebah madu (Apis mellifera).
·         Dalam bidang industri, kupu-kupu, ulat sutera membuat kepompong yang dapat menghasilkan sutra (contoh: Bombix mori).
·         Untuk obat-obatan tradisional, misalnya madu (Apis dorsata,Apis indica, Apis melifera)
·         Beberapa Insecta tanah berperan sebagai “traktor alami”.
·         Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor)
·         Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda
Filum Arthropoda yang merugikan antara lain :
·         Hewan-hewan Arachnida lebih banyak merugikan manusia, terutama hewan-hewan Acarina, yaitu:
o   Sarcoptes scabei, menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
o   Prosoptes equi, menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci,dan kuda
o   Todectes cynotis, (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing
·         Merusak tanaman budidaya manusia, misal: belalang, kumbang kelapa, ulat.
·         Menyebabkan penyakit pada tanaman, misal: Nilapervata lugens (wereng) menyebabkan penyakit virus tungro, belalang (walang sangit) yang mengisap cairan biji padi muda sehingga tanaman padi menjadi puso.
·         Parasit pada manusia (mengisap darah), misal: nyamuk, kutu kepala dan kutu busuk.
·         Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung, kedelai) oleh berbagai Coleoptera, misal: kumbang beras, kepik.
·         Dapat merusak bahan bangunan, misal: kumbang kayu dan rayap.
·         Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
·         Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
·         Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.
·         Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk
·         Perusak makanan, contohnya kutu gabah
·         Perusak produk berbahan baku alam.Contohnya rayap dan kutu buku.